Author : Shazfa Jannah
0 Views
Berteman dengan Tantangan
Setiap orang pasti memiliki teman. Teman bermain, partner in crime, atau teman untuk berbagi cerita. Teman, bisa dikatakan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia. Namun, pernahkah kita membayangkan jika yang kita ajak berteman itu adalah TANTANGAN?
Kita mungkin tak pernah terbesit untuk menjadikan tantangan sebagai teman. Ya, jangankan mengangkatnya menjadi teman, berhadapan dengannya saja bisa membuat kita ketar-ketir. Akan tetapi, tantangan sejatinya tidak selalu memiliki wajah yang buruk semacam itu. Tanpa kita sadari, tantangan justru sangat dibutuhkan oleh tiap manusia. Menjadikannya sebagai teman, bahkan bisa dikatakan sebagai sebuah keharusan.
Mengapa perlu bagi kita untuk menjadikan tantangan sebagai teman? Proses apa sajakah yang perlu kita lakukan agar dapat menjadikannya sebagai sahabat kita?
Author : Utari Eka Bhandiani
0 Views
Membentengi Diri dari Hasutan Syaitan
Dari beberapa ayat dalam al-Quran, Allah telah mengingatkan kepada manusia agar tidak mudah mengikuti ajakan setan. Allah secara eksplisit juga menegaskan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Namun mengapa dalam kenyataannya, sebagian dari kita masih saja demikian mudah tertuntun langkahnya oleh hasutan makhluk tersebut. Bahkan yang membuat miris, kita tak jarang telah mengetahui kebenaran atau memahami bahwa tak seharusnya mengikuti bisikan setan, namun nyatanya tetap mengikutinya. Contoh perilaku demikian, dapat kita jumpai pula pada beberapa paman Nabi, yakni Abu Jahal dan Abu Sofyan.
Lantas, mengapa meski seseorang telah mengetahui kebenaran, namun masih mudah terbuai oleh hasutan setan? Bagaimana cara agar kita tidak mudah mengikuti bisikan mereka?
Author : Arissha Putra
0 Views
Sikap Perlawanan terhadap Orang Munafik
Orang-orang yang tidak menyukai kebenaran, hampir selalu ada dalam setiap masa. Pada jaman Rasulullah misalnya, orang-orang seperti ini bahkan berasal dari kalangan internal kaum muslimin itu sendiri. Ini artinya, orang-orang munafik tersebut, ada dan hidup di tengah-tengah umat Islam. Sembari melakukan aktivitas selayaknya pejuang kebenaran, mereka melakukan berbagai penggerogotan dan pengrusakan dengan berbagai cara.
Fatalnya, ketika virus mereka menyebar secara senyap dan masif di seluruh penjuru, orang-orang yang tulus menegakkan kebenaran justru tak mampu mengendus itu. Kita bisa jadi masih berakrab ria, atau merangkulnya sebagai saudara. Kita bahkan tidak melakukan perilaku yang seharusnya, yakni melawan mereka.
Lantas, seperti apakah wujud sikap perlawanan terhadap orang munafik?