Author : Adin S. Tasya
1 Views
Kearifan Lokal, Dipertahankan atau Ditinggalkan?
Setiap kelompok masyarakat di mana saja berada, selalu memiliki kearifan lokalnya masing-masing. Kearifan lokal tersebut dapat berupa pandangan hidup, ilmu pengetahuan, ataupun berbagai cara hidup yang berwujud aktivitas tertentu. Contoh mudahnya seperti yang dapat kita lihat pada kearifan lokal masyarakat Arab pra kedatangan Nabi, di antaranya seperti: hidup bersuku-suku, terdapat kesenjangan gender, penyembahan berhala, dsb.
Bagi para pembangun masyarakat, kearifan lokal ini seringkali memberikan dilematis tersendiri. Betapa tidak, ketika mengingat adanya potensi perbedaan antara nilai-nilai Islam yang hendak disemaikan, dengan nilai yang terkandung dalam kearifan lokal itu sendiri. Dilema itu bahkan seringkali berujung pada sebuah pertanyaan, apakah kearifan lokal yang berlainan tersebut sebaiknya dipertahankan, atau sebaliknya, haruskah ditinggalkan??
Lantas, bagaimanakah sejatinya kedudukan kearifan lokal dalam pembangunan masyarakat? Apakah ia harus dipertahankan atau sebaliknya justru ditinggalkan?
Author : Angga Nur Rohman
1 Views
Ilmu Iman Amal
“Ilmuku hadir untuk perubahan, terjun di masyarakat..” Sebagaimana latar belakang lahirnya pendidikan, ilmu hadir dalam rangka sebagai solusi atas segala persoalan yang ada di masyarakat. Oleh sebab itulah, para calon tenaga ahli yang dicetak di bangku pendidikan, diharapkan mau dan mampu mengaplikasikan segala ilmu yang dimilikinya, guna membantu memecahkan setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Namun sayangnya, kepribadian ilmu-iman-amal (kesadaran menerapkan setiap ilmu yang dimiliki) masihlah sangat minim dimiliki oleh para generasi penerus bangsa ini. Kita masih sering melihat, betapa ilmu hanya sekedar dijadikan sebagai hiasan, sebagai prestise semata, atau lebih parahnya, tidak mau dan mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya. Melihat fenomena ini, generasi muda haruslah menjadikan hal tersebut sebagai warning yang penting. Di samping itu mereka juga harus berusaha seoptimal mungkin untuk mengasah diri menjadi pribadi yang ilmu-iman-amal.
Lantas, upaya seperti apakah yang dapat kita lakukan agar mampu menjadi pribadi yang memiliki prinsip ilmu, iman, amal?
Author : Izzatul Muslimah
1 Views
Membangun Kecintaan Berpikir (Upaya Mengatasi Sikap Malas Berpikir)
Akal, adalah salah satu karunia terbesar yang Allah berikan kepada kita umat manusia. Dengan keberadaan akal, manusia mampu menemukan kebenaran, kebaikan, dan tata hidup yang seimbang. Oleh sebab itulah, teramat penting bagi kita semua untuk dapat mendayagunakannya secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi sayangnya, anugerah yang tiada tara tersebut masih sering kita abaikan dalam penerapan hidup sehari-hari. Kita tak jarang malas untuk berpikir ketika menemui persoalan demi persoalan. Kita bahkan senang sekali menumpuk masalah atau lari dari masalah dan tak mencoba menyelesaikannya dengan baik. Padahal sebagaimana yang kita tahu, pisau akan tumpul ketika tidak pernah diasah. Begitupun dengan akal, ia tak akan memiliki fungsi apa-apa jika kita tak pernah mau untuk menggunakannya.
Lantas, apakah kiranya yang sering menjadi penyebab seseorang malas berpikir? Hal-hal semacam apakah yang dapat kita lakukan untuk membangun rasa cinta terhadap berpikir?