Tahun ke 5 Edisi 08

Dia cantik, smart, multitalenta, dan terkenal. Dia juga banyak meraih kesuksesan di setiap bidang yang digelutinya. Mulai dari menjadi artis seni peran, bintang iklan, dan bahkan dalam bidang akademis, semuanya hampir selalu menuai keberhasilan. Melihat berbagai hasil fantastis yang ia raih, banyak kaum hawa yang sering dibuat iri dengan kehidupan sosok tersebut. Betapa tidak, jika melihat begitu banyak keberuntungan yang didapatkannya, dan hal itu seolah mustahil untuk diraih oleh yang lain. Beberapa di antara kita bahkan mungkin sering terbersit sebuah pemikiran, “Betapa membahagiakan sekali bisa menjadi sosok ini, ingin apa saja, bisa dengan mudah ia mendapatkannya.” Siapakah sosok artis yang dimaksud? Benarkah aktris seni peran tersebut meraih segala kesuksesannya dengan begitu mudah?

Mencintai diri sendiri, adalah satu hal yang seringkali luput dari perhatian kita. Mencinta di sini dalam arti kata bukan hanya memperhatikan aspek kesehatan fisik semata, namun juga pada sisi kesehatan jiwa (kondisi emosi dan mental). Indikasi mudahnya, dapat kita lihat dari bagaimana seseorang menjaga pola makan, mandi teratur, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan fisik. Sedangkan untuk aspek jiwa, dapat kita lihat dari sejauh mana penilaian obyektif mengenai diri sendiri. Namun faktanya, meski secara teori terlihat mudah, masih banyak individu yang kurang mencintai dirinya sendiri. Banyaknya kasus-kasus depresi, menjadi salah satu penanda akan adanya persoalan ini. Ya, individu yang mengalami depresi, pada umumnya dipicu oleh pemikiran negatif yang berlebihan mengenai diri sendiri. Pemikiran negatif itu misalnya menganggap diri tidak mampu, tidak berguna, atau merasa diri tidak bisa diandalkan. Lantas, faktor apakah yang seringkali menjadi penyebab seseorang tidak mencintai dirinya sendiri? Bagaimanakah cara tepat memunculkan dan mempertahankan cinta pada diri?

Seiring dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, permasalahan di masyarakat juga turut semakin kompleks. Solusi untuk memecahkannya pun sudah tak lagi bisa mengandalkan dari satu disiplin ilmu ataupun beberapa disiplin ilmu. Oleh sebab itulah, diperlukan sebuah pendekatan lain untuk bisa menjawab segala persoalan yang semakin rumit di masyarakat tersebut. Pendekatan Transdiciplinarity adalah sebuah solusi yang barangkali tepat untuk membantu mengatasi dinamika persoalan yang serba kompleks di masyarakat. Transdiciplinarity sendiri diartikan sebagai sebuah pendekatan berpikir yang memadukan berbagai disiplin ilmu secara integral dan holistik sesuai dengan konteks permasalahan yang terjadi. Lantas, seperti apakah wujud cara bekerja pendekatan transdiciplinarity tersebut? Upaya semacam apakah yang dapat dilakukan untuk membiasakan diri berpikir pola pendekatan itu?