Author : Aniqotus Zahro
0 Views
Menjadi Pemenang di Hari Kemenangan (Mengambil Hikmah dari 2 Peristiwa Besar di Bulan Ramadhan)
Hari raya Idul Fitri adalah hari yang selalu dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim di segala penjuru negeri. Tua-muda, orang-orang besar maupun anak-anak kecil semuanya bersuka cita dan menyambutnya dengan gegap gempita. Semua kesemarakan itu dilakukan, tidak lain karena hari pasca Ramadhan tersebut adalah hari ‘spesial’ yang bahkan sering disebut sebagai hari ‘Kemenangan Besar’.
Namun, tahukah kita apa sesungguhnya makna dari ‘kemenangan besar’ itu? Bagaimana pula cara agar kita bisa benar-benar meraih kemenangan besar tersebut?
Author : Krisna S. Pamungkas
0 Views
Hakekat Memaafkan (Tinjauan Ayat QS. An-Nuur ayat 22 dan Kisah Rasulullah Memaafkan Wahsyi Sang Pembunuh Hamzah)
Setiap diri pasti pernah melakukan kesalahan. Untuk itulah selalu ada kata ‘maaf’ dan ‘memaafkan’. Namun tak bisa dipungkiri, memberi maaf bukanlah sebuah hal yang mudah. Ada beberapa dilema yang biasanya menggelayuti hingga membuat tangan ini enggan berjabatan, mulai dari terbersit pikiran: “Layakkah ia dimaafkan? Apakah memaafkan berarti melupakan semua kesalahan/kejahatan yang pernah ia perbuat? Tidakkah kata maafku ini hanya dimanfaatkan semata olehnya?”
Memaafkan memang tidak mudah, dan terkadang terasa pahit atau sedikit menyesakkan dada kala melakukannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan mengapa pada suatu ketika kita perlu melakukannya. Seperti maaf Nabi untuk Wahsyi (orang yang telah membunuh dengan keji paman Nabi) ataupun maaf Abu Bakar untuk Misthah (orang yang ikut menyebar fitnah tentang Aisyah).
Apa sebenarnya hakekat memaafkan itu? Seperti apakah memaafkan yang seharusnya?
Author : Sudrajat
0 Views
Mudik
Tradisi mudik pada saat lebaran, memang sudah berlangsung cukup lama di Indonesia, bahkan bisa dikatakan sudah berjalan turun-temurun. Mudik sendiri biasanya dilakukan oleh orang-orang perantauan untuk bertemu dengan keluarga besar di kota kelahiran yang tidak bisa setiap saat bertatap muka. Mengingat hal itu, barangkali menjadi wajar mengapa banyak orang sampai rela berdesak-desakan, bermacet-macet ria, bahkan ada yang berani menghadapi resiko maut dan musibah selama perjalanan.
Namun di balik segara riuh rendah tradisi ini, sejatinya juga menyimpan banyak hikmah di dalamnya. Suatu hikmah positif yang tidak hanya penting bagi perkembangan diri tetapi juga bagi kedekatan kita dengan Sang Pencipta.
Apa saja hikmah yang bisa diambil dari aktivitas mudik ke kampung halaman?