Author : Wahanani Mawasti
0 Views
Kehilangan Sahabat Seperjuangan
Kehilangan orang terdekat, entah itu orangtua, saudara, atau sahabat karib, mungkin pernah dialami oleh sebagian besar dari kita. Dan setiap ditanya bagaimanakah rasanya, kita semua pasti akan mengatakan hal yang serupa, sedih, down, bahkan ada yang sampai tidak bersemangat untuk menjalankan tugas/pekerjaan.
Kehilangan orang yang kita sayangi, memang berat rasanya. Namun, apakah lantas kita harus larut dalam kesedihan hingga membuat diri tak bersemangat melanjutkan hidup? Kita mungkin patut mencontoh bagaimana sikap Nabi dan para sahabat dalam mengatasi kesedihan yang pernah menerpa hidup mereka. Kehilangan, memang membuat mereka bersedih, namun hal itu tidak lantas membuat langkah perjuangan mereka terhenti.
Bagaimana sikap yang seharusnya dari seorang muslim ketika kehilangan orang terdekatnya? Bagaimana pula upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi kesedihan tersebut?
Author : Deni Prasetyo Anggoro
0 Views
Menjadikan Sabar Sebagai Penolong Iman
Badai ujian dalam menjalankan perintah agama, tentu tidak hanya datang 1 atau 2 kali saja. Ia bisa hadir kembali kapan saja tanpa dinyana-nyana. Oleh sebab itu, sebagai umat yang mengikrarkan diri untuk selalu konsisten di jalan-Nya, kita harus selalu siap dalam menghadapi situasi tersebut. Tanpa kesiapan, kita bisa saja terhempas atau bahkan lari dari perjuangan.
Namun, kita sejatinya tidak perlu risau dengan hal itu, sebab Allah telah mengajarkan bagaimana cara menghadapi ujian agar kita tetap dalam iman. Salah satu cara tersebut adalah dengan “sabar”. Ya, sabar adalah satu cara yang mujarab dalam menghadapi situasi kritis. Demikian pentingnya sabar, ia bahkan disandingkan dengan perintah “sholat” yang memiliki fungsi sebagai penolong iman. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Baqarah ayat 153.
Apa sesungguhnya makna sabar itu? Mengapa ia bisa menjadi penolong iman? Bagaimana cara membangun kesabaran untuk menghadapi ujian?
Author : Yogi Aji Santoso
0 Views
Dakwah Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia
Hidup dalam keberagaman, tentunya diperlukan kesadaran untuk senantiasa menjaga kerukunan dan kesatuan antarumat beragama. Umat muslim sebagai bagian dari hal tersebut, patut pula untuk turut serta menjaganya.
Namun sayang, dalam realitanya, masih saja kita temukan kasus konflik antar agama di negeri ini. Peran da’i sebagai pembimbing dan pengarah umat pun, terkadang dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk tujuan negatif, di antaranya yakni dengan menyampaikan dakwah yang berisi ujaran kebencian, baik itu kepada sesama muslim maupun kepada umat beragama yang lain. Padahal, dakwah sejatinya memiliki peranan yang besar dalam menjaga kerukunan dan kesatuan. Untuk itu sebagai umat muslim, kita patut memahami bagaimanakah gambaran dakwah yang benar itu, agar ke depan, kita bisa mewaspadai dakwah-dakwah yang memiliki motif memecah-belah.
Lantas, bagaimanakah kriteria dakwah yang positif itu?