Author : Diani Kadrini
0 Views
Bijaksana Menghadapi Ujian Kenikmatan dan Kesulitan
Ujian dunia itu seperti siang dan malam, ada dan selalu datang silih berganti. Hari ini bahagia, esok bisa berubah menjadi duka. Namun, tak ada satupun manusia yang dapat menolak ujian-ujian itu. Sebaliknya, manusia justru harus sanggup menghadapinya. Jika manusia dapat melewatinya dengan baik, surga adalah ganjarannya.
Namun sayangnya, masih banyak di antara kita yang gagal dalam melewati dua ujian itu. Kita masih seringkali bersikap tidak tepat ketika dihadapkan dengan ujian-ujian tersebut. Saat bahagia kita terlena, dan saat mendapat kesulitan, kita meninggalkan jalan kebenaran. Jika sudah demikian, kita pun semakin jauh dari harapan untuk dapat meraih surga-Nya.
Lantas, bagaimanakah seharusnya cara bersikap yang tepat terhadap ujian kenikmatan dan kesulitan?
Author : Tria Yulian Saputra
0 Views
Memaknai Masalah dalam Hidup
Masalah, adalah satu hal yang sudah menjadi bagian dari hidup kita. Ia datang, entah kita mau menerima ataupun menolaknya. Namun meski demikian, tak jarang kita masih menganggap bahwa masalah itu hanyalah pembawa bencana, atau biang keladi dari semua carut-marut hidup kita.
Padahal, positif atau negatifnya masalah adalah bergantung pada bagaimana kita memaknainya. Masalah dapat menjadi sahabat yang mendewasakan, jika kita menganggapnya sebagai kawan, sebaliknya, ia dapat menjadi bencana jika kita memandangnya sebagai petaka.
Lantas, bagaimanakah cara yang tepat dalam memaknai masalah dalam hidup?
Author : Achmad Zainuddin
0 Views
Belajar dari Nauru: Negara yang Ditelan Kejayaan
Dahulu kala tepatnya pada tahun 1960 an, ada sebuah negara kecil yang tiba-tiba berubah menjadi kaya karena kekayaan alam berupa fosfat yang dimilikinya. Adalah Nauru, nama negara itu. Demikian makmurnya Nauru, sampai-sampai banyak dari warganya yang kemudian berubah drastis gaya hidupnya. Mereka banyak melakukan pelesir ke luar negeri, membeli mobil mewah, sering berpesta pora, bahkan banyak di antara mereka yang resign dari pekerjaannya. Di samping itu karena begitu kayanya, ada yang mengatakan bahwa Dollar ibarat kertas toilet yang dapat dengan mudah dibuang begitu saja.
Namun kejayaan itu tidaklah berlangsung lama. Hanya berselang 30 tahun kemudian, Nauru pun diketahui mulai mengalami keterpurukan. Sumberdaya utamanya, fosfat, mulai menipis, hutang ke luar negeri kian menumpuk, dan pada akhirnya Nauru bangkrut karena tidak bisa membiayai penyelenggaraan negaranya.
Belajar dari keterpurukan Nauru, apa kira-kira hikmah yang bisa dipetik?