Author : Abi Sanggarama
0 Views
Bijak Dalam Memaknai Peristiwa Gempa Bumi (Berdasarkan Pemahaman Ayat-ayat Allah dengan Pendekatan Ilmu Pengetahuan)
Peristiwa gempa bumi pada beberapa waktu yang lalu sempat melanda negeri ini. Begitu dahsyatnya bencana ini, sampai-sampai ada yang menimbulkan korban jiwa serta kerugian materiil dan imateriil yang tak terkira. Melihat peristiwa kelabu tersebut, kita sebagai saudara sebangsa tak ayal turut merasa sedih dan iba dengan apa yang terjadi pada para korban bencana.
Namun di tengah rasa duka yang begitu mendalam, masih ada beberapa pihak yang justru memberi komentar tak sedap pada fenomena ini. Mereka berpendapat bahwa gempa bumi terjadi karena banyak kemaksiatan yang dilakukan oleh warga setempat atau pula ada yang berargumen bahwa gempa bumi terjadi karena perbuatan zalim pemimpinnya. Mereka yang berpendapat demikian, pada umumnya mendasarkan argumentasinya dari ayat-ayat al-Quran dan juga hadits.
Benarkah gempa bumi dapat dimaknai sebagai azab atau peringatan dari Allah karena banyaknya kemaksiatan atau karena perbuatan zalim seorang pemimpin? Lantas bagaimanakah dengan teori yang dipaparkan oleh ilmu pengetahuan terkait yang menerangkan bahwa gempa bumi adalah sebuah fenomena alam?
Author : Deni Bekti
0 Views
Islam Agama Pembangkit Optimisme
Pesimisme adalah salah satu penyakit mental yang wajib dihindari bagi setiap orang, tak terkecuali bagi kita umat muslim. Ya, bagaimana tidak, bila kita mengetahui bahwa pesimisme merupakan salah satu penyebab kemunduran dunia Islam. Kemunduran itu sendiri dapat kita amati dari fenomena generasi muda Islam yang tidak mau lagi aktif membicarakan bagaimana memajukan Islam, dan sebaliknya justru seolah menikmati kekalahannya dan puas dengan statusnya sebagai bangsa pengekor kemajuan bangsa lainnya.
Padahal, fenomena ini sejatinya bertolak belakang dengan bagaimana kandungan yang terdapat dalam ajaran Islam. Islam, nyatanya tidak pernah mengajarkan pemeluknya memiliki sikap pesimis, sekalipun kita menghadapi medan perjuangan yang berat. Sebaliknya secara fitrah, Islam adalah agama yang penuh dengan keoptimisan.
Lantas, di manakah letak kandungan optimisme yang telah dirancang oleh Allah dalam ajaran Islam? Bagaimana pula kiat menjaga optimisme di tengah beratnya medan perjuangan?
Author : Yuntarti Istiqomalia
0 Views
Menyadari Kompleksitas Teks Quran dengan Pendekatan Komunikasi Antar Budaya - Bagian 2 (Hukum Alamiah dan Pengaruhnya Terhadap Cara Memahami Quran)
Bagi sebagian orang, memahami ayat al-Quran cukuplah dari membaca terjemahannya saja. Beberapa di antaranya bahkan sangat menolak penggunaan akal dan ilmu pengetahuan (IP) dalam memahami ayat-ayat dalam kalam Allah tersebut. Bagi mereka, menggunakan IP terkait untuk mengkaji al-Quran itu sama halnya dengan meragukan atau mempertanyakan kebenaran al-Quran. Sebab akal manusia sifatnya terbatas, sedangkan kebenaran wahyu al-Quran itu bersifat mutlak.
Namun jika ditelaah lebih dalam, penggunaan IP sejatinya adalah sebuah keniscayaan untuk memahami isi al-Quran. Sebab tidak bisa kita pungkiri, bahwa al-Quran memiliki makna teks yang cukup kompleks, dan itu tidak cukup jika hanya dipahami dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesianya saja. Salah satu perspektif IP yang dapat membantu kita menemukan kompleksitas al-Quran itu adalah dengan menggunakan ilmu “komunikasi antar budaya”. Sebuah disiplin ilmu yang mengkaji tentang bagaimana sebuah komunikasi (pesan verbal dan non verbal) itu, sangat dipengaruhi oleh budaya yang melingkupi antara subyek dan obyek komunikasi.
Lantas, bagaimanakah wujud keterhubungan ilmu komunikasi antar budaya dalam menemukan kompleksitas isi ayat al-Quran?