“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, Namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka…”(Qs. At-Taubah: 80)
Sepenggal ayat di atas, turun pada saat anak laki – laki Abdullah bin Ubay memohon kepada Rasulullah agar beliau bersedia menshalati jenazah ayahnya. Dan ketika Rasulullah tetap saja hendak menshalatinya, meskipun pada saat itu Umar pun keberatan jika Nabi menshalati, turunlah ayat larangan berikutnya yang berbunyi, ""Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya."" (Qs. At-Taubah 9: 84).
Kira-kira dosa seperti apakah yang telah diperbuat oleh Abdullah bin Ubay, hingga dengan tegas Allah menolak permohonan ampun yang dilakukan oleh Nabi Muhammad untuk Abdullah bin Ubay, bahkan melarang dengan keras Rasulullah untuk mensholati jenazahnya dan berdiri di atas kuburnya ?
Author : Johar Indra S.
0 Views
Memaksimalkan Pengorbanan di Jalan Allah SWT
Mari kita hitung, sudah berapa banyak uang yang kita korbankan untuk membeli tiap pernak-pernik yang kita gunakan setiap hari. Ratusan ribu? Jutaan? Hingga puluhan juta? Coba juga kita hitung, berapa waktu yang kita habiskan dalam hidup kita untuk ditukar dengan kesenangan-kesenangan yang ditawarkan lingkungan kepada kita tiap harinya?
Lalu coba kita hitung juga, sudah berapa banyak rupiah yang kita korbankan untuk disumbangkan kepada pembangunan masyarakat? Lebih mahal mana, ponsel yang kita gunakan tiap hari, dengan banyaknya sedekah yang kita beri? Sudah berapa lama waktu yang kita habiskan untuk kepentingan pembangunan masyarakat? Lebih lama mana jika dibandingkan dengan waktu yang kita habiskan bersama orang-orang yang kita sayangi? Sudah layakkah uang, waktu, dan segala hal yang kita korbankan untuk membangun masyarakat dibandingkan dengan waktu dan uang yang kita keluarkan untuk sekedar bersenang-senang memenuhi keinginan?
Mengapa begitu rela mengorbankan banyak hal demi kesenangan sesaat? Tetapi tidak mau berkorban untuk menahan hasrat tersebut demi kesenangan yang hakiki?