Tahun ke-1 Edisi 21

Ketika berjuang dalam kehidupannya, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan. Bagi sebagian orang, tantangan seakan menjadi tembok penghalang tidak bisa dilewati, dan akhirnya timbul pikiran atau bisikan-bisikan untuk berhenti dari jalan perjuangan. Atau tetap berjuang, tapi melakukan berbagai kecurangan agar tujuannya bisa tercapai. Jika pernah merasa demikian, kita patut waspada, jangan-jangan setan sedang mengganggu perjuangan kita. Salah sedikit saja dalam melangkah, bisa-bisa setan berhasil memalingkan kita dari jalan kebenaran. Agar bisa terhindar dari godaan setan yang seperti itu, kita wajib mengetahui, bagaimana bentuk gangguan setan.

Machiavelli.. Siapa yang tak kenal tokoh yang satu ini, sang penggagas prinsip “Perilaku Segala Cara”. Suatu perilaku jahat yang sebagian besar dari kita mungkin sangat membenci dan mengutuknya. Bagaimana tidak, manakala kita melihat bagaimana polah tingkah para pengejar kekuasaan yang melakukan segala cara demi mencapai ambisi pribadinya, banyak yang dilanggar, banyak yang menjadi korban atas perilaku segala caranya tersebut. Namun, pernahkah kita mencermati diri kita sendiri dan bertanya di dalam hati,”Benarkah saya tidak pernah melakukan perbuatan segala cara? Sudah benarkah cara yang saya tempuh selama ini dalam menggapai tujuan?”. Jangan – jangan, tanpa kita sadari, kita pun pernah melakukannya, berbuat segala cara. Karena memang dalam kenyataannya, perilaku segala cara telah merambah di berbagai aspek kehidupan. Ia tak lagi hanya menjadi santapan para pengejar kekuasaan, ia telah sangat familiar bahkan pada kalangan rakyat kecil sekalipun. Seperti apakah hakekat perilaku segala cara? Bagaimana sebab munculnya? Apa dampak dari perilaku segala cara? Dan bagaimana cara mengontrol diri agar tidak berbuat segala cara?