Author : Redaksi
1 Views
Ari Dewi (Rela Susuri Hutan dan Berkeliling Kampung Demi Cerdaskan Anak Baduy)
Mengajar di perkotaan dengan segala fasilitas mengajar yang lengkap, gaji terjamin, dan sambutan dari masyarakat yang sangat baik pada pendidikan, siapa saja pasti tak menolak untuk mengabdi menjadi seorang guru. Namun, bagaimana bila kondisi yang ada justru sebaliknya? Masih adakah orang yang bersedia mengajar di suatu tempat yang terpencil, fasilitas minim, gaji kecil, dan tak mendapat sambutan baik dari masyarakatnya?
Seorang guru honorer dari Cianjur mematahkan semua keraguan itu. Sudah hampir kurang lebih 26 tahun, ia mengabdikan dirinya menjadi seorang pendidik bagi sekelompok suku di sebuah pedalaman di kabupaten Lebak, Banten. Berbagai macam pahit getir tantangan ia dapatkan, mulai dari mendapat penolakan, fasilitas sangat terbatas, bahkan selama belasan tahun mengajar tanpa digaji. Namun meski demikian, ia tak pernah berpatah arang dan terus melanjutkan perjuangannya untuk mencerdaskan anak-anak suku tersebut.
Siapakah sosok guru yang demikian kuat dalam menghadapi tantangan mengajar di pemukiman Baduy? Apa yang membuatnya begitu semangat dan tetap bertahan meski tak mudah mendidik suku di pedalaman?
Author : Tara Bintara
1 Views
Disruption Era (Optimalisasi Pembangunan Masyarakat dalam Menghadapi Era Disrupsi)
Fenomena munculnya perusahaan baru mengalahkan perusahaan raksasa, telah banyak kita jumpai di abad ini. Go-jek versus Blue Bird misalnya, menjadi salah satu contoh yang paling fenomenal. Menarik untuk dikaji mengenai faktor yang menyebabkan hal demikian bisa terjadi. Dan “Disruption Era”, adalah faktor yang dapat menjelaskan atas semua perubahan besar yang terjadi tersebut.
Ya, era disrupsi atau era dimana terjadinya perubahan mendasar yang dapat menggantikan hal-hal yang sudah ada, patut untuk kita perhitungkan kedatangannya. Sebab, alih-alih membawa dampak baik, disrupsi dapat membawa keburukan, bagi mereka yang tidak siap menghadapi datangnya perubahan yang demikin cepat itu.
Sejauh manakah kira-kira dampak yang akan diterima jika seseorang tidak siap menghadapi era disrupsi? Bagaimana pula cara agar kita dapat menjadi pribadi yang siap menghadapi era tersebut?
Author : Fadilla Arfa Reyga
1 Views
Ketika Hoaks dan Hate Speech Menjadi Pesan Dakwah
Berita bohong dan ujaran kebencian, saat ini terus menjadi isu hangat dan banyak diperbincangkan oleh publik. Betapa tidak, jika dalam faktanya 2 fenomena itu semakin hari bukan makin berkurang, sebaliknya justru kian parah. Dalam lansiran berita di CNN Indonesia, bahkan diketahui jumlah situs yang terindikasi sebagai penyebar hoaks dan ujaran kebencian bisa mencapai 8.000 situs. Itu belum termasuk akun-akun yang dibuat secara perorangan.
Persebaran hoaks dan hate speech sejatinya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab melakukan pembiaran padanya adalah sama saja dengan memupuk perlahan-lahan potensi konflik di tengah masyarakat. Terlebih ketika mengingat, bagaimana begitu beragamnya suku, ras, dan agama yang hidup berdampingan di negeri ini.
Lantas, bagaimanakah cara kita dalam menghadang persebaran hoaks dan hate speech?