Author : Titah Aksara Langit
1 Views
Mahakarya Bernama Piagam Madinah
Nabi Muhammad SAW adalah salah satu utusan Allah yang dikenal memiliki banyak karya besar. Satu di antara karya fenomenal beliau adalah, Piagam Madinah. Ya, sebuah piagam yang sudah berusia ribuan tahun, yang di dalamnya penuh dengan banyak pembelajaran.
Kebesaran Piagam Madinah, nyatanya tak hanya diakui oleh umat Muslim saja. Baik ilmuwan muslim maupun ilmuwan Barat, juga banyak menyatakan hal yang sama mengenai dokumen yang dibuat di tahun pertama Hijriyah itu. Salah satu dari sekian ilmuwan tersebut bahkan menyebut Piagam Madinah sebagai layaknya sebuah konstitusi atau perundang-undangan yang mengatur dengan sangat detail bagaimana hidup di antara banyak perbedaan.
Mengapa banyak ilmuwan memandang Piagam Madinah sebagai mahakarya yang tinggi nilainya?
Author : Abu Zelda
1 Views
Menelisik Rahasia Cinta Abu Bakar Kepada Rasulullah Sebagai Pemimpin
Seperti yang banyak kita ketahui dari sejarah, bagaimana besarnya rasa cinta Abu Bakar kepada Rasulullah selaku pemimpinnya. Kecintaan Abu Bakar kepada Rasul tersebut, mewujud pada beraneka macam sikap dan perilaku, baik di saat Nabi masih berada di tengah-tengah umat, maupun saat beliau telah tiada. Tak hanya rela berkorban harta dan raga, nyawa pun, ia ikhlas mengorbankannya demi sang pemimpin umat.
Berkaca dari besarnya cinta Abu Bakar kepada Rasulullah itu, kita pun sebagai anggota organisasi, penting untuk dapat mengambil hikmah dari sejarah tersebut. Hal itu perlu dilakukan, agar kecintaan kita kepada pemimpin organisasi, dapat sama besarnya dengan rasa cinta Abu Bakar kepada Rasulullah SAW.
Lantas, faktor apa sajakah yang membangun demikian besarnya rasa cinta Abu Bakar kepada Rasulullah?
Author : Yudi Asmara
1 Views
Pemimpin Visioner (Hikmah dari Perjanjian Hudaibiyah)
Selama hidup berorganisasi, kita barangkali pernah tidak sependapat dengan keputusan yang diambil oleh pemimpin. Tidak sesuai dengan nalar kita, demikian biasanya yang menjadi alasan atas ketidaksepakatan tersebut. Padahal dalam faktanya, yang terjadi bisa jadi justru sebaliknya. Nalar kita-lah yang sejatinya belum mampu menjangkau pemikiran para pemimpin.
Sejarah tentang perjanjian Hudaibiyah barangkali tepat kiranya menjadi pembelajaran bagi kita untuk memahami bagaimana daya nalar seorang pimpinan yang visioner itu. Dalam perjanjian yang pada awalnya banyak dipertanyakan oleh para sahabat tersebut, ada pemikiran visioner dari Rasulullah yang hal tersebut mampu melampaui cara berpikir para sahabat.
Visi seperti apakah yang terkandung dalam perjanjian Hudaibiyah? Hikmah apa yang dapat diambil dari peristiwa tersebut dalam keterkaitannya dengan cara kita menilai setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemimpin?