Author : Tri Joyo Budiono & Alan Surya
0 Views
Sistem Rasional Nabi Ibrahim dalam Pemecahan Masalah
"Ibrahim, adalah salah satu Nabi yang dinyatakan oleh Allah sebagai teladan yang baik. Banyak hal yang bisa diteladani dari beliau. Salah satu yang paling menonjol adalah rasionalitasnya dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi dan ketika menjalankan perintah dari Allah SWT, qurban salah satunya.
Namun sayangnya, masih ada sebagian umat Islam yang memiliki pandangan bahwa faktor yang membuat Nabi Ibrahim rela menjalankan perintah berqurban adalah karena iman. Namun iman tersebut dianggap seolah-olah tanpa alasan apapun, tidak didasari oleh rasionalitas. Fatalnya lagi, hal ini kemudian berimbas pada konsep keimanan, dimana ketika Allah memerintahkan apapun, orang yang beriman tidak pernah memahami terlebih dahulu secara rasional, untuk apa dan mengapa ia harus menjalankan perintah tersebut, melainkan langsung menjalankannya secara sami’na wa atho’na. Hal ini sangat berbeda sekali dengan yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim seperti yang disebutkan di atas, ia selalu mendasarkan pada pertimbangan rasionalitas ketika memecahkan masalah termasuk keimanannya pada Allah.
Apa saja bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim senantiasa rasional dalam memecahkan setiap persoalan dan ketika menjalankan perintah Allah? Hikmah apa yang bisa kita petik dari sifat rasional Nabi Ibrahim tersebut?"
Author : Hanni Munaf
0 Views
Perjuangan Amr bin Yasir dan Bilal bin Rabbah dalam Mempertahankan Keimanan
"Perjuangan dalam mempertahankan keimanan adalah sesuatu yang tidak mudah. Apalagi ketika kita hidup di tengah arus kerusakan sosial yang mewabah di berbagai bidang. Namun, seberat apapun ujian keimanan itu, seorang yang beriman haruslah tetap memegang erat apa yang sudah diyakininya. Jangan sampai kita tergelincir menukar keimanan dengan sebesar apapun tantangan dunia. Hal ini seperti yang pernah dicontohkan oleh salah seorang sahabat Nabi.
Seperti dikisahkan pada jaman Nabi dulu, ada 2 sahabat yang pernah mendapatkan ujian keimanan. Adalah Amr bin Yasir dan Bilal bin Rabbah orang-orang yang dimaksudkan tersebut. Mereka sama-sama pernah diancam akan disiksa oleh kaum musrik jika tidak mau mengakui Latta, Uzza dan Manna sebagai Tuhannya. Namun pada akhirnya, terdapat perbedaan penyikapan terhadap ancaman itu dari keduanya.
Seperti apakah perbedaan sikap antara Amr bin Yasir dan Bilal bin Rabbah dalam memperjuangkan keimanan? Siapakah yang tidak tergoyahkan imannya meski mendapatkan siksaan? Hikmah apa yang bisa kita ambil dari kedua sahabat tersebut?"