Tahun ke 2 Edisi 30

"Ketika manusia hidup bersama-sama dalam satu organisasi, tak jarang terjadi gesekan ataupun konflik. Banyak sekali faktor yang bisa memicu hal tersebut terjadi. Kompetisi, miss komunikasi, masalah pribadi adalah beberapa di antaranya. Namun, lain halnya dengan yang terjadi pada semut. Mereka mampu hidup bersama secara damai. Padahal seperti yang kita tahu berapa banyak jumlah semut itu, ratusan, ribuan bahkan jutaan. Bandingkan dengan manusia, yang mengatur katakanlah 10 orang saja sudah susah. Karena sistem pengorganisasian yang bagus itulah, semut ditengarai bisa memiliki survival yang tinggi. Bagaimanakah sistem pengorganisasian semut sehingga membuat mereka memiliki tingkat survival yang tinggi? Apa hikmah yang bisa kita ambil dari sistem pengorganisasian semut tersebut?"

"Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sudah selayaknya membuat kita bangga, sebab hal tersebut merupakan warisan sejarah bangsa ini. Namun sangat disayangkan, masih banyak yang justru menyikapi perbedaan tersebut secara keliru sehingga menimbulkan konflik antar kelompok. Dan salah satu konflik yang sering terjadi dan juga telah memasuki fase yang sangat mengkhawatirkan adalah konflik antar agama. Jika kemelut ini terus dibiarkan akibatnya bisa fatal. Sebab seperti yang kita tahu, kerugian yang ditimbulkan oleh konflik tidaklah kecil, kerugian material maupun korban jiwa yang besar harus siap ditanggung. Dan pada skala nasional, keberadaan konflik antar golongan hanya akan membawa pada hal-hal yang kontraproduktif bagi bangsa dan negara. Apakah kiranya faktor utama yang menyebabkan sering terjadinya konflik antar kelompok (agama, suku, dan lain-lain) di Indonesia? Bagaimana cara menjaga kemajemukan yang ada di Indonesia agar tidak terjadi konflik berdasarkan pandangan Islam Rasional Kebangsaan?"