Tahun ke 2 Edisi 47

"Setiap orang pasti pernah merasa marah, entah kepada teman, tetangga, orang tua, anak, dan sebagainya. Namun meski demikian, cara menyalurkan amarah antara satu orang dengan yang lainnya bisa jadi berbeda. Ada yang mampu mengelolanya hingga berbuah kebaikan dan sebaliknya ada yang kesulitan mengendalikan hingga menimbulkan persoalan yang lebih besar. Kita bisa melihat contohnya pada kasus-kasus kriminalitas seperti pemukulan, pembunuhan, yang sering diawali karena rasa marah yang tak terkendali. Mengendalikan kemarahan memang tidak mudah. Namun bila melihat bagaimana dampak yang ditimbulkan olehnya, akankah kita bertahan dengan ketidakmampuan diri dalam mengelola emosi tersebut? Maukah kita menjadi orang yang selalu menyesal di belakang? Padahal, jika kita mau mencari, ada banyak cara untuk mengelola amarah, beberapa di antaranya seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran, hadist dan sebuah teori yang dikemukakan oleh Hershorn. Bagaimanakah cara mengelola amarah berdasarkan ketiga pendekatan tersebut?"

"Menjaga kesehatan, seolah masih menjadi aktivitas yang berat untuk dilakukan bagi sebagian besar orang. Banyak sekali alasan yang biasanya dikemukakan, di antaranya seperti: tidak sempat karena sibuk bekerja, badan malah capek jika berolahraga dan sebagainya. Padahal, fisik yang sehat itu mahal harganya dan ini baru terasa manakala sakit mendera. Kita bisa melihat bagaimana sangat disayangkannya, ketika melihat orang-orang berusia muda, yang seharusnya masih bisa produktif bekerja, tiba-tiba harus terhenti langkahnya karena meninggal dunia. Memahami demikian besarnya peranan kesehatan fisik bagi kelangsungan hidup rakyat bahkan negara, bangsa besar seperti China diketahui begitu memperhatikan aspek ini. Mereka mewujudkan komitmennya tersebut dengan memberikan fasilitas kesehatan yang memadai dan tunjangan kesehatan bagi warganya. Seberapa besarkah memang nilai menjaga kesehatan fisik itu? Apa yang menyebabkan banyak orang kurang peduli dengan kesehatan fisiknya?"