Tahun ke 2 Edisi 08

"Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan tersebut, umat Islam diperintahkan untuk menjalankan ibadah puasa, dari terbit fajar, hingga terbenamnya matahari. Di bulan ini Allah SWT melatih umat Islam untuk senantiasa mengingat Allah SWT, mengendalikan hawa nafsu dan memupuk kepedulian terhadap sesama. Dengan menjalaninya umat Islam bisa terbentuk menjadi pribadi yang bertaqwa. Tapi realitas kadang menunjukkan sebaliknya, justru banyak kita lihat, apabila buka puasa, justru masyarakat seakan tidak bisa menahan diri untuk melampiaskan nafsu makannya ketika berbuka. Tidak hanya itu, pada Ramadhan tahun lalu 1436H konsumsi kebutuhan pokok justru naik nyaris 100%. Miris, umat Islam bukannya menahan diri dalam mengkonsumsi makanan dan produk-produk lainnya tapi justru semakin meningkat dan boros membelanjakan hartanya. Akibatnya bulan ramadhan identik dengan bulan melampiaskan nafsu makan yang berlebih-lebih, bulan berbelanja, dan penghambur-hamburan uang. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dan bagaimana cara menanggulangi tantangan konsumerisme tersebut? "

"Pernahkan kita menghadapi godaan dalam menjalani hidup sehari-hari? Tentunya pernah, apalagi dengan misi besar yang diemban manusia sebagai khalifah fil ard, godaan tidak akan pernah berhenti, malah terus bertambah. Jika kondisi iman seseorang tinggi, maka godaan ini tidak akan banyak mempengaruhi, namun apabila sedang berada pada kondisi iman yang rendah, kita bisa dengan mudah tergoda, dan jatuh dalam tipu daya setan. Untuk tergoda dari godaan yang terus menerpa, adalah dengan mempertebal benteng iman kita, sehingga serangan-serangan yang datang mampu ditangkis, dan tidak dapat melukai kita. Cara yang bisa digunakan adalah dengan bertafakur. Dengan tafakur, bisa menjadi cara untuk meregenerasi sel-sel iman yang aus digerus dinamika perjuangan. Apa yang dimaksud dengan bertafakur? Seberapa besar manfaatnya hingga mampu membuat seseorang bertahan dari godaan? Serta bagaimana caranya?"