Tahun ke 2 Edisi 13

"Jika Ramadhan dikatakan sebagai bentuk pendidikan bagi yang menjalankan, selayaknya sebuah sistem, “lulusan” pendidikan Ramadhan haruslah memiliki indikator seseorang dikatakan berhasil atau tidak. Banyak yang mengulas tentang standar seseorang dikatakan berhasil dalam menjalani ibadah Ramadhan. salah satunya adalah seseorang menjadi pribadi yang makin bertakwa ataukah tidak. hal ini sejalan dengan surat Al Baqarah: 197, “........ .Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. Kepribadian takwa menjadi ukuran keberhasilan seseorang dalam menjalani ibadah Ramadhan, apabila selepas Ramadhan seseorang tidak ada perubahan dalam kualitas ketakwaan, dapat dipastikan bahwa orang tersebut hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Lantas bagaimana sebenarnya yang dimaksud dengan pribadi takwa itu?"

"71 tahun Indonesia merdeka, dan sudah puluhan kali tentunya kita semua memperingatinya, merasakan gegap gempitanya. Namun sepanjang itu, pernahkah kita mensyukurinya, bersyukur atas nikmat menjadi bangsa yang merdeka. Ya, sebagian besar dari kita umat muslim mungkin jarang sekali mensyukuri nikmat kemerdekaan negeri ini. Padahal di tanah ini, kita bisa dengan mudah melakukan sesuatu atau mendapatkan berbagai hal. Kita bisa leluasa bersujud menyembah Allah, bisa dengan tenang mengasah keterampilan, bisa beramal shaleh sebagai jalan menuju surga-Nya, dan masih banyak yang lainnya. Maka, alangkah kufurnya kita bila sampai tidak mensyukurinya. Padahal kita tahu, bila kita mengingkari nikmat, maka Allah akan mencabut nikmat tersebut. Lantas, bagaimanakah cara mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa ini? Apakah cukup sekedar mengucapkan terima kasih atau mengibarkan bendera merah putih? Untuk itu, bertepatan dengan hari kemerdekaan, Buletin Spiritualisme akan mengulas tentang bagaimanakah cara mensyukuri nikmat kemerdekaan Indonesia bagi kita umat Islam"